Sabtu, 10 Juli 2010

Pemuda Solutif

Man of the Year, Time memulai tradisi penokohan ini. Dimulai tahun 1927, majalah Time memberi cap tersebut. Charles Augustus Lindbergh menjadi pilihannya. Ia sukses mengarungi lautan Atlantik dengan penerbangan Solo. Akhirnya bola salju kerinduan akan “manusia solutif” ini bergulir demikian deras. Melewati batas teritori dan ideologi. Melampaui SARA, ini istilah yang lebih kita kenal.

Dan untuk tahun 2007 yang baru lewat, Time mendapuk Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai The Man. Yang menarik, pernyataan Putin bahwa nilai-nilai religius merupakan pijakan moral yang utama dalam memerintah.

Di “rumah sendiri”, Kalimantan Barat, tokoh-tokoh kaya aksi ini coba diangkat oleh beberapa elemen. Media massa, dilengkapi kelebihan aksesibilitasnya memungkinkan untuk mengangkat tema serupa dengan lebih bertanggungjawab. Bagaimana pun metodologi seleksinya. Apa pun grup medianya.

Untuk Kalimantan Barat, pada tahun 2007 lalu, kami (LP2ES) juga mencoba memetakan sosok-sosok dengan karya nyata bagi lingkungan. Kami mengangkat mereka melalui buku “Jejak Emas Pemuda Kalimantan Barat”. Adapun nama-nama pemuda yang terpilih ialah: Amudin, Ari Widyantoro, Daud Jordan, Deman Huri Gustira, Dian Isdiani, Faqihuddin, ST, DR. Hermansyah, Hermia Fardin, Santo Fadjaray, MS, Wenny Tumirah, Yohanes RJ, Yunsirno, DR. Yusriadi, dan Zulkifli.

Banyak kekurangan, tentu. Banyak pertanyaan, pasti. Kontroversi, mungkin. Setidaknya melalui pemilihan pemuda ini sejatinya kami ingin menyampaikan pesan bahwa “mereka telah berbuat”. Sekecil apapun itu! Dan kami mencoba membaginya dengan khalayak. Sesuai kemampuan yang kami miliki. Kami sungguh-sungguh berusaha menghikmati bahwa “Sebaik-baiknya manusia ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
Sejarah dibentuk oleh individu-individu yang cemerlang. Bermental pejuang, demikian kata filosof Skotlandia, Thomas Carlyle. Sebuah pernyataan yang tetap relevan sepanjang jaman.

Meski bencana, banjir, longsor, sedang menyapa kita di awal tahun 2008 ini, yakinlah bila pekatnya malam merupakan pertanda akan datangnya pagi. Wallahu a’lam.

Senin, 05 Juli 2010

Launching Buku Jejak Emas Pemuda

KISAH PEMUDA-PEMUDA BORNEO BARAT DENGAN PRESTASI KONKRET DAN MEMBUMI. MENGGUGAH & MENGUBAH

Launching bertempat di: Pontianak Convention Centre (PCC) Pontianak
Waktu: 29 Oktober 2007, pukul 19.00-selesai

Judul : Jejak Emas Pemuda Kalimantan Barat
Penulis : Nina Soraya, Aini Sulastri
Editor : Yaser Syaifudin & A.A. Mering
Penata aksara: Endih Supandih
Penerbit: LP2ES dan KNPI Kalbar
Desain Sampul : Iskandar & Mansur Oka

Penerbitan buku ini juga didukung oleh harian Borneo Tribune, PTPN 13 dan Pelindo II Pontianak.

Saat gumpalan sinisme pemuda menyeruak di alam bawah sadar masyarakat, ada sebagaian pemuda yang memilih berjuang dengan segala kemampuannya-tanpa hirau citra, pengabdian tanpa ”tepuk tangan”.

Mereka menyadari bahwa hidup tidak hanya untuk diri sendiri. Hidup merupakan suau anugerah yang harus dirayakan dan dinikmati. Bersama yang lain

Dari sinilah titik tolak kesadaran kami dalam memilih pemuda dengan prestasi konkret dan ”membumi”. Tidak semata prestasi individual, tapi lebih pada dampak nyata mereka terhadap lingkungannya. Menggugah dan mengubah.

Simak kisah para pemuda Borneo Barat dalam mengejar sukses. Daud Jordan (Petinju), Hermia Fardin (aktivis ODHA), Ari Widyantoro (akademisi), Dian Isdiani (praktisi tari), Yohanes RJ (aktivis CU Keling Kumang), Wenny Tumirah (olahraga angkat berat), Hermansyah (akademisi STAIN), Deman Huri (Aktivis LSM), Zulkifli MS (karikaturnis-pelukis), Aminuddin (perintis pendidikan masyarakat), Yusriadi (akademisi STAIN), Deny Sofian (pegiat film indie), Dominikus Uyub (seniman sapek-sjenis gitar tradisional), Yunsirno (guru), Santo Pajaray (siswa SMA mendapatkan beasiswa di Nanyang Technological University), Eddy Suratman ( akademisi Untan), Kusmindari Triwati (Pekerja Seni Tari-Sanggar Andini) dan Suhardiman (pengusaha resto).

sumber: http://pencintabuku.wordpress.com/2007/10/29/launching-buku-jejak-pemuda-kalimantan-barat/